anak minang lupa dengan adanya, salah orang tua atau siapa ?
Inilah
hal yang sangat sadis untuk dirasakan, minang yang dulu terkenal dengan adat dan
kebiasaan yang begitu kental dan mendapatkan buah bibir kebahagiaan dari
penduduknya dan diluar itu, sekarang sudah jauh berbeda. Terutama sekalai
terhadap panggilan-anggilan tertentu, misalnya : panggilan untuk lelaki dan
perempuan diminang ( uda or uni), panggilan untuk saudara laki-laki atau
saudara perempuan ibu, dan saudara laki-laki or saudara perempuan ayah, dan
panggilan lainnya. Nah, waktu saya belajar pelajaran Mulok alias Muatan Lokal
didalamnya ada belajar tentang Minang Kabau, bagimana sejarah, adat dan tradisi
diMinang Kabau itu sendiri,waktu itu pun di SD saya sudah mulai belajar
mengenal tentang panggilan-panggilan tersebut. Panggilan untuk saudara
laki-laki ibu itu adalah Mamak, panggilan untuk saudara perempuan Ibu adalh
etek dan panggilan-panggilan lainnya untuk orang yang terkait dengan ibu dan
ayah. Begitu indahnya panggilan itu, sama halnya dengan orang Partuturan Batak Toba yaitu sistem
kekerabatan Batak Toba yang mereka juga memiliki panggilan-panggilan tertentu,
mereka masih mempopulerkan panggilan tersebut, misalkan Tulang untuk saudara
laki-laki ibu. Sekarang toh kita dengar dan saksikan didunia nyata, panggilan
tersebut sudah mulai menghilang, pupus, sapaan itu diganti dengan sapaan-sapaan
yang entah kebuadayaan apa itu punya,
zaman sekrang sudah disaksikan, Panggilan untuk seorang laki-laki adalah OM,
gak tau siapa itu dia, apa dia kakak lai-laki dari ibu ata ayah, atau untuk
semua laki-laki yang umurnya udah melebihi 20 tahun keatas. Panggilan Tante
atau nte yang tengah terpopuler, panggilan itu untuk semua wanita yang ada yang
penting orang itu besar dari orang yang memanggil. Huf, apa yang sebenarnnya
terjadi, darimana panggilan itu muncul,atau apakah panggilan itu sendiri
didapatkan dari Film Sinetron yang panggilan itu populer digunakan, sehingga
mereka semua mendapatkan racun yang luar biasa dari Film tersebut. Ironis juga
melihat dan mendengarnya.
Panggilan mamak diranah minang
bukan asal panggil saja, tetapai memiliki makna dan tanggung jawab yang luar
biasa, hal ini sesuai dengan pepatah minang
Taluak Paku
kacang Balimbiang
Ambiak
Tampuruang lengang- lenggokan
Anak di Pangku kamanakan di bimbiang
Urang kampuang di patenggangkan”
Anak di Pangku kamanakan di bimbiang
Urang kampuang di patenggangkan”
Makna dari pepatah itu luar
biasa, sehingga panggilan itu harus dipertanggunng jawab kan, maka seharusnyalah seorang ponakan
atau kita kepada saudara laki-laki ibu memanggil dengan sebutan mamak, sehingga
mereka tahu dengan tanggung jawanya, ganti panggilan OM itu kembali dengan
panggilan mamak, karena memang seorang pemuda yang menjunjung tinggi
kebuadayaanya adalah mereka yang bangga dan cinta terhadap tanah airnya, begitu
juga dengan pemuda yang sok gaul, mereka adalah pemuda yang malang karena telah
merusak dan memupuskan kebudayaanya sendiri dengan mempopulerkan budaya luar.
yuk, sama-sama kita ubah kembali
apa yang seharusnya kita lestarikan, kita sebagai anak minang harus bangkit,
kanapa orang tidak gengsi menjujung tinggi kebuyaannnya walau itu kampungan
menurut orang yang tidak makna dari kebudayaaan itu sendiri.
" afrizal "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar