Selasa, 10 Februari 2015

Anak Minang Lupa dengan adatnya

anak minang lupa dengan adanya, salah orang tua atau siapa ?


Inilah hal yang sangat sadis untuk dirasakan, minang yang dulu terkenal dengan adat dan kebiasaan yang begitu kental dan mendapatkan buah bibir kebahagiaan dari penduduknya dan diluar itu, sekarang sudah jauh berbeda. Terutama sekalai terhadap panggilan-anggilan tertentu, misalnya : panggilan untuk lelaki dan perempuan diminang ( uda or uni), panggilan untuk saudara laki-laki atau saudara perempuan ibu, dan saudara laki-laki or saudara perempuan ayah, dan panggilan lainnya. Nah, waktu saya belajar pelajaran Mulok alias Muatan Lokal didalamnya ada belajar tentang Minang Kabau, bagimana sejarah, adat dan tradisi diMinang Kabau itu sendiri,waktu itu pun di SD saya sudah mulai belajar mengenal tentang panggilan-panggilan tersebut. Panggilan untuk saudara laki-laki ibu itu adalah Mamak, panggilan untuk saudara perempuan Ibu adalh etek dan panggilan-panggilan lainnya untuk orang yang terkait dengan ibu dan ayah. Begitu indahnya panggilan itu, sama halnya dengan orang Partuturan Batak Toba  yaitu  sistem kekerabatan Batak Toba yang mereka juga memiliki panggilan-panggilan tertentu, mereka masih mempopulerkan panggilan tersebut, misalkan Tulang untuk saudara laki-laki ibu. Sekarang toh kita dengar dan saksikan didunia nyata, panggilan tersebut sudah mulai menghilang, pupus, sapaan itu diganti dengan sapaan-sapaan yang  entah kebuadayaan apa itu punya, zaman sekrang sudah disaksikan, Panggilan untuk seorang laki-laki adalah OM, gak tau siapa itu dia, apa dia kakak lai-laki dari ibu ata ayah, atau untuk semua laki-laki yang umurnya udah melebihi 20 tahun keatas. Panggilan Tante atau nte yang tengah terpopuler, panggilan itu untuk semua wanita yang ada yang penting orang itu besar dari orang yang memanggil. Huf, apa yang sebenarnnya terjadi, darimana panggilan itu muncul,atau apakah panggilan itu sendiri didapatkan dari Film Sinetron yang panggilan itu populer digunakan, sehingga mereka semua mendapatkan racun yang luar biasa dari Film tersebut. Ironis juga melihat dan mendengarnya.
Panggilan mamak diranah minang bukan asal panggil saja, tetapai memiliki makna dan tanggung jawab yang luar biasa, hal ini sesuai dengan pepatah minang  
                                                      
Taluak Paku kacang Balimbiang
Ambiak Tampuruang lengang- lenggokan
Anak di Pangku kamanakan di bimbiang
Urang kampuang di patenggangkan”

Makna dari pepatah itu luar biasa, sehingga panggilan itu harus dipertanggunng  jawab kan, maka seharusnyalah seorang ponakan atau kita kepada saudara laki-laki ibu memanggil dengan sebutan mamak, sehingga mereka tahu dengan tanggung jawanya, ganti panggilan OM itu kembali dengan panggilan mamak, karena memang seorang pemuda yang menjunjung tinggi kebuadayaanya adalah mereka yang bangga dan cinta terhadap tanah airnya, begitu juga dengan pemuda yang sok gaul, mereka adalah pemuda yang malang karena telah merusak dan memupuskan kebudayaanya sendiri dengan mempopulerkan  budaya luar.
               yuk, sama-sama kita ubah kembali apa yang seharusnya kita lestarikan, kita sebagai anak minang harus bangkit, kanapa orang tidak gengsi menjujung tinggi kebuyaannnya walau itu kampungan menurut orang yang tidak makna dari kebudayaaan itu sendiri.

"  afrizal   "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar