KONSELING
KELOMPOK
1.
Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok berasal dari dua kata
yaitu konseling dan kelompok. Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” didalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu
nasihat (to obtain counsel), anjuran
(to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). [1]
Jadi secara etimologi konseling berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran. Secara istilah konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan teknik-teknik pengubahan tingkah
lakunya oleh seorang ahli (konselor) kepada individu atau individu yang sedang
mengalami masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh klien.[2]
Sedangkan pengertian kelompok menurut H.
Smith dalam Slamet Santosa adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan
persepsi.[3]
Konseling kelompok merupakan suatu upaya pemberian
bantuan kepada siswa melalui kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna
agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, mampu menyusun rencana, membuat
keputusan yang tepat, mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan dalam membentuk perilaku yang lebih efektif dengan
menggunakan dinamika kelompok. Konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu
upaya guru pembimbing membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok
melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.[4]
Winkel dalam Namora menjelaskan bahwa
konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara
seorang konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam kelompok kecil.[5]
Pelaksanaan konseling kelompok bermaksud
memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing
individu-individu yang memerlukan.[6]
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.
Jadi,
konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
klien untuk mengentaskan permasalahan yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok dengan menggunakan dinamika kelompok sehingga anggota kelompok (klien)
memperoleh keterampilan membuat keputusan untuk menemukan solusi yang memuaskan
terhadap masalah yang dialami.
2.
Tujuan
Konseling Kelompok
Tujuan Konseling Kelompok menurut
Prayitno dalam Tohirin terbagi
atas dua yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum tujuan konseling
kelompok adalah berkembanganya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
berkomunikasi. Melalui pelayanan konseling kelompok, hal-hal dapat
menghambat atau menganggu sosialisasi
dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik,
sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara
optimal dan mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. [7]
Secara
khusus, karena layanan konseling
kelompok berfokus pada masalah pribadi individu peserta layanan, maka layanan
konseling kelompok yang insentif dalam upaya pemecahan masalah tersebut, para
peserta memperoleh dua tujuan yaitu : pertama, berkembangnya perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya,
bersosialisasi dan berkomunikasi. Kedua, terpecahnya masalah individu yang
bersangkutan dan diperolehnya imbas pemecahan masalah tersebut.[8]
Dalam
literatul mengenai konseling kelompok ditemukan dalam karya Erle M. Ohslen, Don
C. Dinkmeyer dan James J. Muro serta Gerald Corey dalam Winkel & Sri
Hastuti, ditemukan sejumlah tujuan umum dari pelayanan bimbingan dalam konseling
kelompok sebagai berikut :
a. Masing-masing
konseli memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan
pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka
terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
b. Para
konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain, sehingga mereka
dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
yang khas untuk fase perkembangan mereka.
c. Para
konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya
sendiri, mula-mula dalam kontak antarpribadi
di dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari diluar
lingkungan kelompoknya.
d. Para
konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati
perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini akan membuat mereka lebih
sensitif juga terhadap kebutuhan psikologis dan alam perasaan sendiri.
e. Masing-masing konseli menetapkan
suatu sasaran yang ingin mereka capai, yang
diwujudkan dalam sikap dan prilaku
yang lebih konstruktif.
f. Para konseli lebih menyadari dan menghayati
makna dari kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung
tuntutan menerima orang laindan harap akan diterima oleh orang lain.
g. Para
konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara terbuka,
dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian. Pengalaman bahwa
komunikasi yang demikian dimungkinkan, akan membawa dampak positif dalam
kehidupan dengan orang lan yang dekat padanya.[9]
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok
bertujuan untuk melatih kemampuan berkomunikasi siswa, rasa tenggang rasa, rasa
kepedulian, serta terentaskannya masalah yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok.
[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling disekolah Madrasah ( Pekan Baru : PT Raja Grafindo, 2007 ) hal 22
[2] Soli
Abimanyu, Thayeb Manrihu, Tehnik dan
Laboratorium Konseling (Jakarta: Depdikbud, 1996 ) hal 12
[4] Prayitno dan
Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Cet ke-2, h. 315
[5] Namora
Lumongga, Memahami Dasar-Dasar Konselong
dalam teori dan praktik (jakarta : Prenada Media Group, 2011 ) hal 198
[9] Winkel& Sri
Hastuti, Bimbingan dan Konseling di
Intitusi Pendidikan
(Yogyakarta:
Media Abadi. 2004 ) hal. 592-593
Tidak ada komentar:
Posting Komentar