Rabu, 23 Oktober 2019

Peranan Mamak Terhadap Kemenakan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0


 PERAN MAMAK TERHADAP KEMENAKAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Oleh : Afrizal, S.Pd.,  Malin Saidi
Add caption
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya dan adat Istiadat, baik itu kebudaya lokal, budaya Nasional maupun kebudayaan asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Budaya tersebut tidak hanya mencakup budaya asli Bumiputra, tetapi mencakup budaya Pribumi yang mendapat pengaruh dari budaya seperti Tinghoa, Arab, India, Eropa (Welkipidia.orang/wiki/budaya Indonesia). Sumatera Barat merupakan  salah satu provinsi yang memiliki kebudayaan dan adat istiada yang sangat unik di Pulau Sumatera. Sumatera Barat dikenal dengan budaya Minang Kabau yang memiliki Filosofi sangat kuat dalam menjalani kehidupan yang dinamakan dengan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Adat Mangato Syara’ Mamakai.
Adat berarti peraturan, sandi merupakan landasan, syara’ merupakan kumpulan hukum-hukum islam, kitabullah berarti kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Jadi Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah adalah aturan-aturan adat minang kabau takluk kepada Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Filosofi tersebutlah yang dipakai oleh masyarakat Minang Kabau dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan manusia yang hebat secara Horizontal (makluk beersosial) dan Vertikal (makluk yang miliki tuhan).
Keunikan lainnya yang dimiliki oleh orang Minang adalah memperioritaskan laki-laki sebagai tumpuan untuk menjalankan adat dan kebudayaan. sehingga peran laki-laki sering diminangkabau sering disebut sebagai mamak.
Mamak adalah saudara laki-laki dari ibu. Mamak di Minang Kabau memiliki peran untuk menjaga anak serta membimbing kemenakan, hal ini disampaikan dalam pepatah Minang Kabau
Taluak paku kacang balimbiang,
tampuruang lenggang-lenggangkan,

bawok manurun kasaruaso,
tanam sirieh jo ureknyo,
anak dipangku kaponakan dibimbiang,
urang kampuang dipatenggangkan,
tenggang nagari jan binaso,
tenggang sarato adatnyo.
Pepatah diatas bermakna, seorang ayah bertanggung jawab pada anaknya, anakpun berkewajiban membalas budi baik ayahnya, ayah payuang panji katiko hujan dan payuah panji katiko paneh. Ayah memiliki tanggung jawab terhadap kemenakan dengan menunjukkan kemanakannya sesuai dengan keadaan adat. Orang kampuang dipatenggangkan berarti ada tanggung jawab sosial memelihara semua anak nagari adalah orangkampuang (Mas’oed :2016). Seorang mamak akan berupaya untuk membimbing kemenakan  agar kemenakan tidak salah dalam bersikap ditengah masyarakat.
Perkembangan industri menjadi perbincangan serius dan hangat saat ini. Industri adalah manusia berupaya untuk melakukan berbagai cara untuk mengolah sumber daya dan memproduksi barang hal ini yang disebut dengan industri. Perkembangan indsutri dimulai pada abad ke-18 yang diawali dengan revolusi indstri 1.0 yang ditandai dengan penemuan mesin uap digunakan untuk proses produksi barang serta sebagai trasnfortasi laut, kemudian revolusi industri 2.0 yang terjadi awal abad ke 20 yang ditanndai dengan penemuan tenaga listri, industri 3.0 dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berfikir secara otomatis yaitu computer dan robot.(www.wartaekonomi.co.id )  dan pada abad ke-21 muncullah revolusi Industri 4.0.
Revolusi 4.0 menerapkan konsep automatisasai yang dilakukan mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam mengaplikasikannya.  Konsep ini pertama kali dicetus dijerman oleh Prof Klaus Schwab pendiri dan ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) (Fonna, 2019:18)
Perkembangan revolusi industry 4.0 telah dirasakan dan dinikmati oleh manusia meski tidak sepenuhnya, dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Adanya perkembangan revousi industry ini memberikan peluang bagi manusia untuk mendapatkan informasi tentang dunia, peristiwa yang sedang berlangsung menggunakan Android, memudahkan manusia melakukan transaksi jual beli, transferensi ilmu dengan teknologi tanpa ada tatap muka secara langsung.
Batatusangkar Internasional Conference IV (BIC-IV 2019) dengan tema  Building Modern Islamic Civilization In 4.0 Industrial Revolution And 5.0 Society Era , yang dihadiri oleh tokoh-tokoh besar didalam maupun diluar negri , Seperti Dr. Sulfikar Amir. P.Hd   Dari University Singapura, Dr. Adiwarman MBA dar Indonesia, Prof. Dr. Che Zarrina Saary dari University of Malaya,  Dr. Aly Abdelmoniem Abdelwanis dari Al-Azhar- Mesir dan Guru besar Institut Agama Islam Negeri Batusangkar Bapak Prof. Hasan Zaini.
Dari Seminar tersebut dijelaskan perkembangan teknologi revolusi industry 4.0 memberikan dampak positif dan negatf terhadap kelangsungan hidup manusia  baik itu disektor Ekonomi, sektor Hukum, sector  Agama, Ibadah, sektor Psikologi, sektor Kesehatan , sektor Moral atau prilaku dan sektor lainnya. Untuk itu diharapkan manusia berupaya meningkatkan kualitas diri dengan mengembangkan potensi, skiil, dan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Lalu bagaimana dengan peranan mamak terhadap perkembangan revolusi industry 4.0 ? Sikap, etika, prilaku, moral yang saat ini tengah dilakukan oleh kalangan anak-anak dan remaja membuat masyarakat resah dan gelisah. Gedjed yang saat ini telah berupaya mempengaruhi prilaku remaja, dimana remaja tidak peduli dengan lingkungan sekitar, mereka tidak peduli dengan kesehatan mereka, mereka lupa kapan mereka harus tidur dan yang disayangkan mereka tak bisa mengaplikasi filsafat kato na Ampek. Kato mandaki, kato maleriang, kato mandata dan kato manurun.
 Hasil penelitian menunjukakan bahwa Gedjed memberikan dampak terhadap anak cenderung lebih malas belajar, pikiran anak hanya focus pada game onliene , perilaku emosional anak tidak baik, dan kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya (Nurlaela diunggah di Journal https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/view/3669). Seriring dengan itu penelitian yang dilakukan disalah satu sekolah di Sumatera Barat Didapatkan hasil bahwa gedjed memberikan dampak negative bagi generasi yang sedang belajar seperti menyebabkan pelajar sering bolos sekolah, Suka berbohong kepada orang tua, Susah di atur, dengan sering menghabiskan waktunya bermain gedjed melawan kepada orang tua. Semua itu tak lepas dari control orangtua maupun control dari mamak.
Mamak sangat berperan terhadap perkembangan revolusi indutri ini, hal ini tak luput dari pepatah adat yang disampaikan diawal tadi, anak dipangku kemenakan dibimbiang.
Peran mamak terhadap kemenakan tidak luput dari aspek kelakuan atau moral, mamak bertanggung jawab atas pendidikan formal/pendidikan agama kemenakannya. Mamak selalu menanyakan perkembangan jalannya pendidikan kemenakannya. Mamak juga menanyakan kebutuhan material pendidikan kemenakannya. Serta mamak memberikan keterampilan berkomunikasi yang baik kepada kemenakan dengan pelatihan pidato adat. Tak hanya itu mamak berperan memberi petunjuk dan mengajari kemenakannya, agar setiap tindakannya dan perbuatanya dalam hidup bermasyarakat tidak melakukan kesalahan, hal ini disebut dalam pepatah mamak menunjuk mengajari, malam dengarkan siang lihat-lihati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar