Senin, 26 September 2016

Makalah Decision Making Model dalam konseling Kelompok

 TEKNIK DECISION MAKING MODEL DALAM KONSELING KELOMPO

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Konseling Karir






Oleh :
AFRIZAL
2612.063




JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN ) BUKITTINGGI
2016





DECISION MAKING MODEL DALAM KONSELING KELOMPOK
1.      Pengertian Decision making model
Decision making model adalah salah satu teknik Model-model konseling karir yang dipelopori oleh Zunker yang berarti  perolehan keterampilan membuat keputusan yang merupakan tujuan yang sangat vital dari konseling karir.[1] Decision making model secara umum menunjukan proses pengumpulan informasi mengenai pilihan-pilihan yang relevan dan pengambilan pilihan-pilhan cocok khusus dalam konseling ini menunjukan pada suatu tujuan konseling yang mengacu pada kemampuan klien menegasi hal-hal yang dikehendakinya dalam hidup, juga kapisitas  yang meningkat klien membuat kepastian atas pilihan-pilihan dalam kehidupan.[2]
Pengambilan keputusan merupakan alat untuk menemukan suatu solusi yang memuaskan berdasarkan satu jenis variabel tertentu. Menurut Hadiarni Irman, pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang dipelajari yang mengarah pada solusi yang lebih memuaskan menurut nilai-nilai pribadi seseorang. [3]
Pengambilan keputusan adalah sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.[4] Menurut Tolbert dalam Muhammad Thayeb pengambilan keputusan adalah suatu proses sistematik dimana berbagai data digunakan dan dianalisis atas dasar  prosedur yang eksplisit, dan hasil-hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang diinginkannya. [5]
Menurut Scehermerhorn, Hunt, dan Osborn dalam Juliansyah pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan tindakan tertentu dari suatu masalah dan kesempatan. Suatu masalah adalah ketidak sesuaian antara keadaaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan, yang memerlukan pertimbangan dan perlunya tindakan cepat.[6]
Selanjutnya menurut Eti & dkk pengambilan keputusan merupakan perumusan beberapa alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta menetapkan pilihan yang tepat antara beberapa alternative yang tersedia setelah diadakan evaluasi mengenai efektivitas alternative tersebut untuk mencapai tujuan para pengambil keputusan.[7]
Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa decision making model atau pengambilan keputusan adalah sebuah cara/keterampilan untuk membuat suatu keputusan yang mengarah kepada suatu pilihan yang disesuaikan dengan keadaan diri sehingga sesorang dapat memutuskan satu pilihan dari beberapa pilihan yang dihadapinya.
2.      Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang dibuat oleh seseorang dapt dipengaruhi oleh beberapa-beberapa faktor. Menurut Ivancevich dalam Juliansyah ada 4 faktor yang mempengaruhi Pengambilan keputusan yaitu :
a.       Nilai, nilai dapat dilihat sebagai panduan yang digunakan seseorang keetika dihadapkan pada situasi dimana dirinya harus mengambil sebuah pilihan. Pengaruh nilai dalam pengambilan keputusan dapat ditemukan pada : Menetapkan tujuan, mengembangkan alternative, pemilihan alternative, implementasi keputusan, evaluasi, dan control.
b.      Kecendrungan terhadap resiko, pengambilan keputusan yang memiliki kecendrungan menghindari resiko yang rendah akan menetapkan tujuan yang berbeda, dan memilih alternative dengan cara yang berbeda pada situasi yang sama dibandingkan dengan pengambilan keputusan yang memiliki kecendrungan menghindari resiko yang tinggi.
c.       Disonansi kognitif; sering kali terjadi ketidakkonsistenan atau disharmoni antara berbagai aspek kognitif individu (sikap atau keyakinan) setelah keputusan dibuat. Artinya ada konflik antara apa yang diketahui dan dipercaya oleh pengambilan keptusan dengan apa yang telah dilakukan, akibatnya pengambilan keputusan akan memiliki keragu-raguan terhadap pilihan yang diambil.
d.      Peningkatan komitmen; bertambahnya komitmen terhadap keputusan sebelumnya dimana seharusnya pengambilan keputusan yang rasional akan memilih untuk mundur. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk mengubah keputusan yang buruk menjadi keputusan yang baik.[8]
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah nilai seseorang ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mengambil sebuah pilihan, kecendrungan seseorang terhadap resiko, sering terjadi ketidaksuaian antara aspek kognitif dengan sikap atau keyakinan, serta peningkatan komitmen seseorang terhadap apa yang telah diputuskan.
3.         Langkah-Langkah Teknik Decision Making Model Dalam Konseling Kelompok
Menurut Zunker dalam Hadiarni pengambilan keputusan dalam konseling kelompok dapat dilakukan dengan beberapa kangkah diantaranya adalah :
a.         Anggota kelompok menyatakan alasan mengikuti kegiatan konseling, serta mengungkapkan masalah pribadi yang berkenaan dengan pilihan karirnya. [9]
b.        Membuat komitmen waktu. Konselor harus memastikan bahwa setiap individu membuat komitmen tentang waktu yang diperlukanya untuk mencapai tujuan individual yang telah ditetapkannya. Waktu yang ditetapkan itu harus realistis dan harus benar-benar dipatuhi.[10]
c.         Mengarahkan kegiatan. Tujuan langkah ini adalah untuk mempersempit alternatif dalam penelusuran karir. Siswa diharuskan menyelesaikan tugas-tugas individual (seperti mengerjakan tes minat, mereviu film, dan mempelajari literatur tentang okupasi). Presentasi individual dalam kelompok mungkin diperlukan untuk memberi penguatan terhadap pembuatan keputusan ini.[11]
d.        Mengumpulkan  informasi. Pertemuan kelompok diadakan untuk berbagi cerita tentang kegiatan yang telah diselesaikan pada langkah sebelumnya. Interaksi kelompok teman sebaya akan cenderung memberikan reinforcement kepada para siswa dalam eksplorasi karir lebih jauh. Konselor harus siap untuk memberikan saran-saran tentang sumber-sumber informasi yang spesifik untuk setiap individu. Diskusi kelompok sebaiknya mencakup hakikat pengelompokan karir, informasi pasar kerja, kesempatan untuk mengembangkan diri, rekan sekerja, waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri untuk okupasi tertentu, skala gaji, dan informasi lain semacamnya untuk masing-masing karir yang sedang dipertimbangkan. [12]
e.         Berbagi informasi dan memperkirakan konsekuensi yang mungkin dihadapi. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu siswa memprediksi keberhasilan berdasarkan informasi yang terkumpul.[13]
f.         Untuk evaluasi ulang, dan biasanya dilaksanakan dalam diskusi kelompok. Para siswa berbagi kemungkinan keberhasilan dalam jenis okupasi tertentu yang telah mereka eksplorasi pada langkah-langkah sebelumnya. Tujuan langkah ini adalah untuk memberikan stimulus untuk memperkuat pengambilan keputusan tentang karir yang telah dipilih atau untuk mengubah arah dan kembali ke langkah-langkah terdahulu. Presentasi individual mungkin diperlukan, terutama bagi mereka yang akan kembali ke langkah-langkah sebelumnya.[14]
g.        Untuk mengambil keputusan tentatif.
Tujuannya adalah agar siswa mempersempit pilihannya dan mencoret kemungkinan yang paling tidak diinginkan yang telah dipertimbangkannya hingga tahap ini. Proses pencoretan tersebut mungkin memerlukan pertimbangan teman sekelompok dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan itu bersama-sama atau, bagi individu tertentu, untuk mengeksplorasi pekerjaan-pekerjaan lain yang belum dipertimbangkan. Para siswa itu sebaiknya didorong untuk mengingat-ingat berbagai keterampilan yang sudah mereka pelajari hingga saat ini.[15]
h.        Langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan karir ini disebut “recede” (surut). Setiap anggota kelompok didorong untuk memandang pembuatan keputusan karir sebagai proses yang berlangsung terus yang dapat digunakan dalam berbagai situasi lain. Idealnya, kelompok ini sebaiknya mengakui bahwa meskipun pembuatan keputusan itu harus sistematik, membawa individu pada umumnya menuju solusi yang memuaskan, ini juga merupakan proses yang senantiasa berulang setiap kali orang menyerap informasi baru, mengkristalkan ekspektasi karir, dan belajar tentang lebih banyak nilai-nilai pribadi yang terkait dengan dunia kerja.
Senada dengan hal diatas menurut Schemerhorn dalam Juliansyah ada lima langkah dalam pengambilan keputusan diantaranya adalah :
a.          Mengenal dan mendefenisikan masalah dan kesempatan.
b.         Mengidentifikasi dan menganalisa berbagai alternative tindakan dan mengestimasi pengaruh dari masalah dan kesempatan.
c.          Memilih tindakan yang paling mempengaruhi.
d.         Mengimplementasikan pilihan tindakan, dan
e.          Mengevaluasi hasil dan tindak lanjut.[16]
Selanjutnya, menurut H. Simon dalan Kartono mengemukakan proses/langkah-langkan dalam pengambilan keputusan yaitu :
a.          Intelligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang intelligent.
b.         Design activity, yaitu proses menemukan masalah. Mengembangkan pemahaman dan menganalisa kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut; perencanaan pola kegiatan.
c.          Choise activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau kemungkinanan pemecahan.[17]
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dimulai dari seseorang mengemukakan atau mengenal masalah yang berkenaan dengan karir, mencari infomasi, dan diakhiri dengan mengevaluasi kembali keputusan-keputusan yang telah diambil.
Semoga bermanfaat




[1] Hadiarni, Irman, Konseling Karir, ( Stain Batusangkar Press : 2009 ) hal 157
[2] Andi Mapplare, Kamus Istilah Konseling & Terapi (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2006) Hal 80
[3] Hadiarni, Irman, Konseling Karir..., hal 157
[5] Muhammmad. Thayeb,…, hal 33

[6] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hal 196
[7] Eti, Pontjorini, & Prima Gusti, Sistem Infomasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Akasara,  2006 ) hal 152
[8] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen,…,hal 206
[9] Hadiarni, Irman, Konseling Karir  ..., hal 157
[10] Hadiarni, Irman, Konseling Karir ..., hal 157
[11] Hadiarni, Irman, Konseling Kari r ...,hal 157
[12] Hadiarni, Irman, Konseling Karir..., hal 157
[13] Hadiarni, Irman, Konseling Karir..., hal 157
[14] Hadiarni, Irman, Konseling Karir ...,hal 157
[15] Hadiarni, Irman, Konseling Karir ...,hal 157
[16] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen,…,hal 196
[17] Kartino, Kartini, Pemimipin dan Kepemimpinan (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1998) hal 128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar