TEKNIK DECISION MAKING MODEL DALAM KONSELING KELOMPO
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mata Kuliah Konseling Karir
Oleh :
AFRIZAL
2612.063
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN ) BUKITTINGGI
2016
DECISION MAKING MODEL DALAM KONSELING KELOMPOK
1.
Pengertian Decision making model
Decision
making model adalah salah satu teknik Model-model
konseling karir yang dipelopori oleh Zunker yang berarti perolehan keterampilan
membuat keputusan yang merupakan tujuan yang sangat vital dari konseling karir.[1] Decision making model secara umum menunjukan proses pengumpulan
informasi mengenai pilihan-pilihan yang relevan dan pengambilan pilihan-pilhan
cocok khusus dalam konseling ini menunjukan pada suatu tujuan konseling yang
mengacu pada kemampuan klien menegasi hal-hal yang dikehendakinya dalam hidup,
juga kapisitas yang meningkat klien
membuat kepastian atas pilihan-pilihan dalam kehidupan.[2]
Pengambilan keputusan merupakan
alat untuk menemukan suatu solusi yang memuaskan berdasarkan satu jenis
variabel tertentu. Menurut Hadiarni Irman, pengambilan keputusan adalah
sebuah keterampilan yang dipelajari yang mengarah pada solusi yang lebih
memuaskan menurut nilai-nilai pribadi seseorang. [3]
Pengambilan
keputusan adalah sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif
yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia.[4]
Menurut Tolbert dalam Muhammad Thayeb pengambilan keputusan adalah suatu proses
sistematik dimana berbagai data digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur yang eksplisit, dan hasil-hasilnya
dievaluasi sesuai dengan yang diinginkannya. [5]
Menurut
Scehermerhorn, Hunt, dan Osborn dalam Juliansyah pengambilan keputusan
merupakan proses pemilihan tindakan tertentu dari suatu masalah dan kesempatan.
Suatu masalah adalah ketidak sesuaian antara keadaaan saat ini dengan keadaan
yang diinginkan, yang memerlukan pertimbangan dan perlunya tindakan cepat.[6]
Selanjutnya
menurut Eti & dkk pengambilan keputusan merupakan perumusan beberapa
alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta menetapkan
pilihan yang tepat antara beberapa alternative yang tersedia setelah diadakan
evaluasi mengenai efektivitas alternative tersebut untuk mencapai tujuan para
pengambil keputusan.[7]
Dari kutipan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa decision making model
atau pengambilan
keputusan adalah sebuah cara/keterampilan
untuk membuat suatu keputusan yang mengarah kepada suatu pilihan yang disesuaikan
dengan keadaan diri sehingga
sesorang dapat memutuskan satu pilihan dari beberapa pilihan yang dihadapinya.
2.
Faktor
Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan yang dibuat oleh seseorang dapt dipengaruhi oleh beberapa-beberapa
faktor. Menurut Ivancevich dalam Juliansyah ada 4 faktor yang mempengaruhi
Pengambilan keputusan yaitu :
a. Nilai, nilai dapat dilihat
sebagai panduan yang digunakan seseorang keetika dihadapkan pada situasi dimana
dirinya harus mengambil sebuah pilihan. Pengaruh nilai dalam pengambilan keputusan
dapat ditemukan pada : Menetapkan tujuan, mengembangkan alternative, pemilihan
alternative, implementasi keputusan, evaluasi, dan control.
b. Kecendrungan
terhadap resiko,
pengambilan keputusan yang memiliki kecendrungan menghindari resiko yang rendah
akan menetapkan tujuan yang berbeda, dan memilih alternative dengan cara yang
berbeda pada situasi yang sama dibandingkan dengan pengambilan keputusan yang
memiliki kecendrungan menghindari resiko yang tinggi.
c. Disonansi
kognitif; sering kali terjadi ketidakkonsistenan atau disharmoni antara
berbagai aspek kognitif individu (sikap atau keyakinan) setelah keputusan
dibuat. Artinya ada konflik antara apa yang diketahui dan dipercaya oleh
pengambilan keptusan dengan apa yang telah dilakukan, akibatnya pengambilan
keputusan akan memiliki keragu-raguan terhadap pilihan yang diambil.
d. Peningkatan
komitmen; bertambahnya komitmen terhadap keputusan sebelumnya dimana seharusnya
pengambilan keputusan yang rasional akan memilih untuk mundur. Hal ini
disebabkan oleh keinginan untuk mengubah keputusan yang buruk menjadi keputusan
yang baik.[8]
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah nilai seseorang
ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mengambil sebuah pilihan,
kecendrungan seseorang terhadap resiko, sering terjadi ketidaksuaian antara
aspek kognitif dengan sikap atau keyakinan, serta peningkatan komitmen
seseorang terhadap apa yang telah diputuskan.
3.
Langkah-Langkah Teknik Decision Making Model Dalam Konseling Kelompok
Menurut Zunker dalam Hadiarni
pengambilan keputusan dalam konseling kelompok dapat dilakukan dengan beberapa
kangkah diantaranya adalah :
a.
Anggota kelompok
menyatakan alasan mengikuti kegiatan konseling, serta mengungkapkan masalah
pribadi yang berkenaan dengan pilihan karirnya. [9]
b.
Membuat komitmen waktu.
Konselor harus memastikan bahwa setiap individu membuat komitmen tentang waktu
yang diperlukanya untuk mencapai tujuan individual yang telah ditetapkannya.
Waktu yang ditetapkan itu harus realistis dan harus benar-benar dipatuhi.[10]
c.
Mengarahkan kegiatan.
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersempit alternatif dalam penelusuran
karir. Siswa diharuskan menyelesaikan tugas-tugas individual (seperti mengerjakan
tes minat, mereviu film, dan mempelajari literatur tentang okupasi). Presentasi
individual dalam kelompok mungkin diperlukan untuk memberi penguatan terhadap
pembuatan keputusan ini.[11]
d.
Mengumpulkan informasi. Pertemuan kelompok diadakan untuk
berbagi cerita tentang kegiatan yang telah diselesaikan pada langkah
sebelumnya. Interaksi kelompok teman sebaya akan cenderung memberikan reinforcement
kepada para siswa dalam eksplorasi karir lebih jauh. Konselor harus siap untuk
memberikan saran-saran tentang sumber-sumber informasi yang spesifik untuk
setiap individu. Diskusi kelompok sebaiknya mencakup hakikat pengelompokan
karir, informasi pasar kerja, kesempatan untuk mengembangkan diri, rekan
sekerja, waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri untuk okupasi tertentu,
skala gaji, dan informasi lain semacamnya untuk masing-masing karir yang sedang
dipertimbangkan. [12]
e.
Berbagi informasi dan
memperkirakan konsekuensi yang mungkin dihadapi. Langkah ini dimaksudkan untuk
membantu siswa memprediksi keberhasilan berdasarkan informasi yang terkumpul.[13]
f.
Untuk evaluasi ulang,
dan biasanya dilaksanakan dalam diskusi kelompok. Para siswa berbagi
kemungkinan keberhasilan dalam jenis okupasi tertentu yang telah mereka
eksplorasi pada langkah-langkah sebelumnya. Tujuan langkah ini adalah untuk
memberikan stimulus untuk memperkuat pengambilan keputusan tentang karir yang
telah dipilih atau untuk mengubah arah dan kembali ke langkah-langkah
terdahulu. Presentasi individual mungkin diperlukan, terutama bagi mereka yang
akan kembali ke langkah-langkah sebelumnya.[14]
g.
Untuk mengambil
keputusan tentatif.
Tujuannya
adalah agar siswa mempersempit pilihannya dan mencoret kemungkinan yang paling
tidak diinginkan yang telah dipertimbangkannya hingga tahap ini. Proses
pencoretan tersebut mungkin memerlukan pertimbangan teman sekelompok dan
mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan itu bersama-sama atau, bagi individu
tertentu, untuk mengeksplorasi pekerjaan-pekerjaan lain yang belum
dipertimbangkan. Para siswa itu sebaiknya didorong untuk mengingat-ingat
berbagai keterampilan yang sudah mereka pelajari hingga saat ini.[15]
h.
Langkah terakhir dalam
proses pembuatan keputusan karir ini disebut “recede” (surut). Setiap anggota kelompok didorong untuk memandang
pembuatan keputusan karir sebagai proses yang berlangsung terus yang dapat
digunakan dalam berbagai situasi lain. Idealnya, kelompok ini sebaiknya
mengakui bahwa meskipun pembuatan keputusan itu harus sistematik, membawa
individu pada umumnya menuju solusi yang memuaskan, ini juga merupakan proses
yang senantiasa berulang setiap kali orang menyerap informasi baru,
mengkristalkan ekspektasi karir, dan belajar tentang lebih banyak nilai-nilai
pribadi yang terkait dengan dunia kerja.
Senada dengan hal diatas menurut
Schemerhorn dalam Juliansyah ada lima langkah dalam pengambilan keputusan
diantaranya adalah :
a.
Mengenal dan
mendefenisikan masalah dan kesempatan.
b.
Mengidentifikasi dan
menganalisa berbagai alternative tindakan dan mengestimasi pengaruh dari
masalah dan kesempatan.
c.
Memilih tindakan yang
paling mempengaruhi.
d.
Mengimplementasikan
pilihan tindakan, dan
e.
Mengevaluasi hasil dan
tindak lanjut.[16]
Selanjutnya,
menurut H. Simon dalan Kartono mengemukakan proses/langkah-langkan dalam
pengambilan keputusan yaitu :
a.
Intelligence
activity, yaitu proses penelitian situasi dan
kondisi dengan wawasan yang intelligent.
b.
Design
activity, yaitu proses menemukan masalah.
Mengembangkan pemahaman dan menganalisa kemungkinan pemecahan masalah serta
tindakan lebih lanjut; perencanaan pola kegiatan.
c.
Choise
activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari
sekian banyak alternatif atau kemungkinanan pemecahan.[17]
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dimulai dari seseorang
mengemukakan atau mengenal masalah yang berkenaan dengan karir, mencari
infomasi, dan diakhiri dengan mengevaluasi kembali keputusan-keputusan yang
telah diambil.
Semoga bermanfaat
[6] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013) hal 196
[7] Eti, Pontjorini,
& Prima Gusti, Sistem Infomasi
Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006 ) hal 152
[8] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen,…,hal 206
[16] Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen,…,hal 196
[17] Kartino, Kartini, Pemimipin dan Kepemimpinan (Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada, 1998) hal 128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar