afrizalijal352@yahoo.com
BAB II
PEMBAHASAN
A. RUKUN SHALAT
Rukun shalat di rumuskan menjadi 13 perkara :[1]
1. Niat
Artinya menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat. Misalnya berniat di dalam hati: sengaja saya shalat Zhuhur empat raka’at karena Allah. Begitulah seterusnya untuk tiap-tiap macam shalat dengan niat yang tertentu pula.
2. Berdiri, bagi orang yang kuasa atau sanggup
Apabila tidak bisa berdiri boleh dengan duduk, dan apabila tidak bisa duduk di perbolehkan berbaring.
3. Takbiratul ihram
Membaca “ Allahu Akbar “ yang artinya Allah Maha Besar.
4. Membaca Surat Al-fatihah
5. Ruku’ dan thuma’ninah
Artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher dan kedua belah tangannya memegang lutut.
6. I’tidal dengan thuma’ninah
Artinya bangkit bangun dari ruku’dan kembali tegak lurus, thuma’ninah ( berhenti sejenak )
7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah
Yaitu meletakkan kedua lutut, kedua tangan, kening dan hidung ke atas lantai atau tempat sujud.
8. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah
Artinya bangun kembali setelah sujud yang pertama untuk duduk sebentar, sementara menanti sujud yang kedua.
9. Duduk untuk tasyahhud pertama.
Duduk untuk tasyahhud akhir
Di waktu duduk di raka’at yang terakhir.
10. Membaca shalawat atas Nabi
Artinya setelah selesai tasyahhud akhir maka dilanjutkan membaca shalawat atas Nabi dan keluarganya.
11. Salam.
12. Tertib
Artinya berturut-turut menurut peraturan yang telah ditentukan.
B. SYARAT-SYARAT SAH SHALAT[2]
1. Suci badannya dari dua hadast, yaitu hadast kecil dan besar.
Hadast kecil ialah keadaan diri seseorang dalam sifat tidak bersih dan baru menjadi bersih bila ia telah berwudhu’ yaitu bangun dari tidur, keluar sesuatu dari badan melalui dua jalan ( keluar angin, kencing, atau buang air besar ), bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan, meraba alat kelamin.
Hadast besar adalah keadaan diri seseorang tidak bersih dan baru dinyatakan bersih apabila ia telah mandi, yaitu perempuan yang baru selesai haid dan nifas, laki-laki atau perempuan selesai bersetubuh, keluar mani, baru masuk islam.
2. bersih badan, pakaian dan tempat Shalat dari najis.
Orang yang islam harus bersih badannya, pakaiannya, dan tempat shalatnya dari najis. Najis adalah setiap kotoran seperti urin dan tinja’ dan segala sesuatu yang dilarang untuk di konsumsi seperti darah, khamar, dan lainnya. Kotoran yang melekat di badan, pakaian atau tempat harus dibersihkan dengan air
3. menghadap kiblat.
Selama melakukan shalat harus menghadap kiblat. Namun bila dalam keadaan tertentu tidak mungkin mengetahui arah kiblat, maka di bolehkan menghadap kemana saja meskipun tidak tepat.
4. Shalat pada waktu yang telah ditentukan.
Shalat mesti dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini di jelaskan Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 103
#sŒÎ*sù ÞOçFøŠŸÒs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ$$sù ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4’n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒÎ*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. ’n?tã šúüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
5. Menutup aurat.
Selama dalam shalat mesti berpakaian untuk menutup aurat dengan pakaian yang baik atau bersih. Adapun batasan aurat yang ditetapkan nabi yaitu untuk perempuan seluruh badan kecuali muka dan tepak tangan, seangkan untuk laki-laki antara pusat dengan lutut.
C. SUNNAT-SUNNAT SHALAT[3]
Menurut istilah syariat, sunnat ialah sesuatu yang dituntut untuk dikerjakan dengan tuntunan tidak wajib. Orang yang melakukannya mendapat pahala, dan yang meninggalkannya tidak disiksa akan tetapi ia tidak mendapat pahala.
Adapun sunnat-sunnat shalat ialah :
1. Mengangkat kedua tangan saat takhbiratul ihram, saat mau ruku’, dan saat hendak mau memasuki rakaat ketiga sesudah tasyahhud awal.
2. Meletakkan tangan kanan pada pergelangan tangan kiri dan pergelangan kedua tangan di atas atau di bawah dada.
3. Memisahkan kedua kaki.
4. Membaca do’a iftitah dengan suara pelan sesudah takhbiratul ihram.
5. Setelah membaca do’a iftitah ialah membaca do’a mohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan.
6. Membaca surat Al-Fatihah dan salah satu surat Al-Quran dengan suara pelan dalam shalat zhuhur dan ashar, dan dengan suara keras dalam shalat maghrib, isya, dan subuh bagi imam dan bagi orang yang shalat sendirian.
7. Membaca kalimat amin setelah membaca Al-Fatihah.
8. Membaca salah satu surat setelah membaca Al-Fatihah dalam dua rakaat shalat subuh, shalat hari raya idul fitri, shalah hari raya idhul adha, shalat istiqa’, shalat gerhana matahari, gerhana bulan dan dalam dua rakaat pertama dalam shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dam dalam setiap rakaat sahalat sunnat.
9. Membaca takbir saat kali melakukan gerakan turun atau bangkit.
10. Bentuk ruku’.
11. Berdzikir dan berdo’a saat ruku’.
12. Membaca sami’allhu liman hamidah saat bangkit dari ruku’.
13. Turun untuk sujud sebaiknya menggunakan lutut terlebih dahulu sebelum tangan.
14. Bentuk sujud.
15. Membaca dzikir atau do’a sujud.
16. Tata cara duduk di antara dua sujud.
17. Berdo’a di antara dua sujud.
18. Duduk untuh tasyahud pertama.
19. Tasyahud pertama.
20. Membaca shalawat atas nabi SAW.
21. Berdo’a setelah tasyahud akhir dan sesudah salam.
22. Salam.
D. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT[4]
Adapun hal-hal yang membatalkan shalat ialah:
1. Berhadast kecil maupun besar.
2. Terkena najis yang tidak bisa dimaafkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja selain dari bacaan shalat.
4. Sengaja meninggalkan sesuatu rukun atau syarat shalat.
5. Tertawa terbahak-bahak.
6. Bergerak tiga kali berturut-turut.
7. Mendahului imam sampai dua rukun.
8. Murtad, keluar dari islam.
E. MAWAQITUSSHALAT DAN TATA CARANYA
1. Mawaqitusshalat/ Waktu-Waktu Shalat.[5]
1. Waktu shalat Zhuhur
Waktu zhuhur bermula dari tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit dan berlangsung sampai bayangan sesuatu itu sama panjang dengan selain bayangan sewaktu tergelincir.
2. Waktu shalat ‘Ashar
Waktu shalat ‘Ashar bermula bila bayang-bayang suatu benda itu telah sama panjang dengan benda itu sendiri, yakni setelah bayangan waktu tergelincir, dan berlangsung sampai terbenambenamnya matahari.
3. Waktu shalat Maghrib
Waktu maghrib mulai masuk, bila matahari telah terbenam dan tersembunyi dibalik tirai, dan berlangsung sampai terbenam syafak, atau awan merah.
4. Waktu shalat ‘Isya
Waktu shalat ‘isya bermula diwaktu lenyapnya syafak merah dan berlangsung hingga seperdua malam.
5. Waktu shalat Subuh
Shalat subuh bermula dari saat terbitnya fajar shadik dan berlangsung sampai terbitnya matahari.
2. Tata Cara Shalat[6]
a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan solat
b. Lalu mengangkat kedua belah tangan serta membaca takbir (allaahu akbar )
c. Setelah takbiratul ihram kedua belah tangan disedekapkan pada dada
d. Membaca do’a iftitah
e. Membaca surat al-fatihah
f. Membaca surat pendek/ayat yang telah dihafal
g. Rukuk dan membaca do’anya
h. I’tidal dan membaca do’anya
i. Sujud dan membaca do’anya
j. Duduk diantara dua sujud dan membaca do’anya
k. Sujud kedua dan membaca do’anya
l. Duduk tahiyat awal dan membaca do’anya
m. Tasyhud akhir
Bacaannya seperti tahiiyat awal, tapi ditambah dengan salawat atas nabi
Cara duduk pada tahiyat akhir :
a. Pantat langsung ketanah,kaki kiri dimasukan bawah kaki kanan.
b. Jari jari kaki kanan tetap menekan ketanah.
n. Salam
i. Waktu salam pertama muka menengok kekanan, dan salam kedua muka menengok kekiri, dengan salam ini maka berakhirlah solat kita.
[1] Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang : CV. Toha Putra, Th. 1978, Hal. 85-91
[2]Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, Jakarta : Kencana, Ed. 1, Cet. 3, Th 2010, Hal 23-28
[3]Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, Th 2004, hal 229-233
[4]Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang : CV. Toha Putra, Th. 1978, Hal. 92-94
[5]Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Bandung : PT Alma’arif, Th. 1973, Hal. 230-244
[6] Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang : CV. Toha Putra, Th. 1976, Hal. 38-47rukun salat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar